Erik ten Hag, mantan pelatih Manchester United, akhirnya angkat bicara mengenai hubungannya dengan Cristiano Ronaldo selama bekerja sama di Old Trafford. Dibawah ini anda akan melihat informasi mengenai sepak bola menarik hari ini yang telah dirangkum oleh FOOTBALL ONLY.
Pelatih asal Belanda itu menegaskan bahwa Ronaldo “tidak pernah menjadi masalah” selama dua setengah tahun bersama Setan Merah. Pernyataan ini mengejutkan banyak pihak mengingat hubungan keduanya sempat memanas sebelum Ronaldo hengkang pada 2022.
Ten Hag menjelaskan bahwa konflik dengan Ronaldo sudah menjadi masa lalu dan lebih memilih untuk berfokus pada prestasi yang berhasil diraih selama membesut Manchester United. Ia menyebutkan dua gelar domestik, yaitu Piala Carabao 2023 dan Piala FA 2024, sebagai bukti kesuksesan proyeknya. Menurutnya, Ronaldo tetap merupakan legenda klub meski harus berpisah dengan cara yang kurang ideal.
Pelatih berusia 54 tahun itu juga mengungkapkan harapannya agar Ronaldo sukses di karier selanjutnya. “Saya mendoakan yang terbaik untuknya di masa depan,” ujarnya. Pernyataan ini menunjukkan bahwa Ten Hag tidak menyimpan dendam terhadap sang megabintang, meski perseteruan mereka sempat menjadi sorotan media.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Prestasi Ten Hag di Manchester United dan Transisi ke Bayer Leverkusen
Meski dipecat pada Oktober 2024 karena awal musim yang buruk, Ten Hag tetap bangga dengan dua gelar yang berhasil dibawa pulang ke Old Trafford. Ia menegaskan bahwa memenangkan trofi adalah bagian penting dari filosofinya sebagai pelatih. “Saya suka memenangkan trofi, dan itulah yang selalu saya lakukan sepanjang karier,” tegasnya.
Kini, Ten Hag memulai babak baru sebagai pelatih Bayer Leverkusen. Ia mengaku sangat antusias dengan tantangan baru di Bundesliga dan percaya bahwa timnya memiliki potensi besar untuk berkembang. “Kami punya klub yang bagus, tim yang solid, dan saya yakin kami bisa mencapai sesuatu yang istimewa,” ucapnya penuh semangat.
Pertandingan pertamanya bersama Leverkusen akan digelar pada 15 Agustus 2025 melawan SG Sonnenhof di DFB Pokal, sebelum menjalani laga perdana Bundesliga melawan TSG Hoffenheim. Ten Hag berharap bisa segera menerapkan filosofi permainannya dan mengulang kesuksesan seperti di Ajax sebelumnya.
Baca Juga: Everton Rekrut Bek Muda Adam Aznou dari Bayern Munich
Masa Depan Ronaldo dan Warisan di Manchester United
Cristiano Ronaldo kembali ke Manchester United pada 2021 dengan harapan besar, namun harus meninggalkan klub setahun kemudian setelah hubungannya dengan Ten Hag memburuk. Meski begitu, Ronaldo tetap meninggalkan warisan penting, termasuk menjadi pencetak gol terbanyak di Liga Europa musim 2022-2023.
Setelah hengkang dari United, Ronaldo memutuskan untuk bergabung dengan Al-Nassr di Arab Saudi. Di sana, ia terus menunjukkan kualitasnya sebagai salah satu pemain terbaik dunia dengan mencetak puluhan gol. Kini, di usia yang sudah tidak muda, Ronaldo tetap menjadi ikon sepak bola global dan inspirasi bagi banyak pemain muda.
Bagi Manchester United, kepergian Ronaldo membuka babak baru dalam proyek rekonstruksi tim. Meski awalnya dianggap sebagai kerugian besar, klub perlahan membangun tim yang lebih seimbang di bawah kepemimpinan pelatih baru. Ronaldo mungkin telah pergi, tetapi namanya tetap dikenang sebagai salah satu legenda terbesar dalam sejarah Setan Merah.
Tantangan Ten Hag di Bayer Leverkusen dan Harapan ke Depan
Bayer Leverkusen menjadi tantangan baru bagi Ten Hag setelah pengalaman kurang menyenangkan di Manchester United. Klub Jerman ini dikenal dengan filosofi pengembangan pemain muda dan permainan menyerang yang menarik. Gaya ini dinilai cocok dengan karakteristik Ten Hag yang suka menerapkan pressing tinggi dan penguasaan bola.
Ten Hag menyadari bahwa Leverkusen bukanlah tim dengan sumber daya finansial sebesar Manchester United. Namun, ia yakin bisa memaksimalkan potensi skuad yang ada. “Kami akan berkembang secara bertahap dan berusaha meraih trofi,” ujarnya. Target utamanya adalah mengembalikan Leverkusen ke papan atas Bundesliga dan bersaing di kompetisi Eropa.
Dukungan manajemen dan fans Leverkusen menjadi modal penting bagi kesuksesan Ten Hag. Jika berhasil, ia bisa membuktikan bahwa kegagalan di Manchester United hanyalah sebuah episode, bukan akhir dari karier kepelatihannya yang cemerlang. Musim 2025-2026 akan menjadi ujian nyata bagi pelatih yang pernah membawa Ajax ke semifinal Liga Champions ini. Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang berita sepak bola terupdate lainnya hanya dengan klik footballonly987.com.